Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Rabu, 06 Mei 2015

Pantai Sembukan, Wonogiri

Hai Travellers!
Lama tidak menulis nih...
Sekarang Nananda akan menuliskan pengalaman Nananda jalan-jalan di Pantai Sembukan. Awal Nananda berkunjung ke Pantai Sembukan sekitar tahun 2012 lalu. Bermodalkan googling mencari pantai di daerah Wonogiri, karena Nananda berencana mampir ke Waduk Gajah Mungkur.
Alhasil, Nananda menuju ke Pantai Sembukan dari arah Waduk Gajah Mungkur! Kebayang ngga tuh jauhnya seperti apa padahal Nananda dari Jogja hahahaha 😂 Pengalaman yang amat sangat menegangkan...

Minggu, 03 Agustus 2014

WADUK SERMO, KULONPROGO

Hai, Traveller!
     Sekarang Nananda akan sharing travelling di Waduk Sermo. Nananda sudah sering sekali berkunjung di Waduk Sermo, sering-sering kalau sedang ada waktu senggang, meskipun cuma sebentar. Waduk Sermo dengan Yogyakarta tidak terlalu jauh, jadi Nananda sering berkunjung ke Waduk Sermo.
     Waduk Sermo terletak di daerah Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waduk Sermo diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 November 1996. Waduk Sermo terdiri dari bendungan utama yang dibuat dengan membendung Kali Ngrancah. Waduk Sermo dibangun dengan tujuan utama yaitu untuk mengairi atau irigasi daerah Kalibawang di sekitar waduk.
     Berikut foto-foto Nananda di waduk Sermo..
 Pemandangan waduk Sermo

 
 Waduk Sermo ketika sedang surut

 Nananda iseng mancing, beli pancing dan umpan di warung area waduk

 Pemandangan Waduk Sermo dari gardu atas yang sekarang sudah disanding dengan sebuah warung makan

 
 Sewaktu waduk surut bisa sampai di daratan kecil di pinggir tengah waduk

Sampai di sini dulu ya cerita Nananda di Waduk Sermo. Tetap jaga dan lestarikan keindahan alam!
Salam wisata alam and Happy Travelling!
n_n
@nanandajuanda @wisatanananda

PEMANDANGAN SELO GUNUNG MERBABU


     Pada tanggal 30 September 2012 Nananda jalan-jalan ke daerah Selo melihat pemandangan Gunung Merbabu dari dekat. Selo berada di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Untuk menuju Selo, nananda dari Jogja melewati Magelang menuju ke arah Ketep Pass lalu sebelum naik ke arah Ketep Pass belok ke kanan menuju ke arah Air Terjun Kedung Kayang, tau kan kedua tempat wisata tersebut? Kapan-kapan Nananda share deh ;)
     Menuju Selo, ikutin terus jalan aspal tersebut yang jalannya memang belok-belok dan naik dengan diselimuti suhu yang dingin, maka kita akan sampai ke daerah Selo ini. Jalannya memang cukup curam, tapi menyenangkan untuk Nananda, karena pemandangan di sepanjang jalan menuju Selo cukup indah dipandang mata. Tidak sedikit orang yang mampir berhenti di pinggir-pinggir jalan menuju Selo untuk sekedar melepas penat, ngobrol, dan berfoto-foto.
Ini beberapa foto dari Nananda..
     

Minggu, 12 Januari 2014

NEKAT TRAVELLER EKSPEDISI ANGKUTAN UMUM PURWOREJO

     Hari ini merupakan sebuah kisah yang tidak akan pernah terlupakan oleh Nananda di Anniversary 5 tahun 5 bulan tepat pada hari Minggu, 12 Januari 2014.
     Nananda hari ini berencana untuk mengunjungi tempat wisata alam yaitu Goa Seplawan. Goa Seplawan terletak di gugusan Perbukitan Menoreh, di perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo, di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Purworejo. Goa Seplawan berdiri  sekitar 700 meter di atas permukaan laut.
     Nananda biasanya mengunjungi tempat wisata alam dengan menggunakan kendaraan roda dua. Tapi, kali ini ingin mengunjungi tempat wisata alam dengan menggunakan angkutan umum, khususnya kereta api. Pagi itu, Nananda berangkat dari Jogja menuju Stasiun Tugu. Sampai di Stasiun Tugu, Nananda membayar parkir motor di Stasiun Tugu seharga Rp. 2.000,00 kemudian Nananda langsung mengantri membeli tiket tujuan Stasiun Jenar, Purworejo. Harga tiket kereta api dari Yogyakarta menuju Purworejo seharga Rp. 10.000,00 per orang. Nanda langsung membeli 2 tiket dengan harga Rp. 20.000,00 untuk 2 orang.
     Tidak menunggu lama, kereta Prameks datang tepat pada pukul 06.50 WIB sesuai dengan jadwal pada tiket KA, dan Nananda langsung masuk menuju gerbong kereta api, dan ternyata gerbong kereta api Prameks hari Minggu ini ramai sekali, alhasil hanya Nana yang mendapat tempat duduk, dan Nanda berdiri.


     Nah, ke-NEKAT-an Nananda berawal disini. Sampai di Stasiun Jenar pada pukul 07.43 WIB, dan Nananda kebingungan harus naik apa agar sampai di Goa Seplawan. Akhirnya Nananda bertanya pada petugas Stasiun, dan Nananda mendapatkan pencerahan untuk naik angkutan (kol) yang berwarna kuning. Nananda kemudian memberhentikan angkutan kuning seperti yang ditunjuk oleh petugas stasiun tadi, dengan membayar Rp. 10.000,00 untuk dua orang, Nananda diturunkan di sebuah perempatan di dekat Gedung Sarwo Edhie Wibowo. Nananda masih kebingungan harus kemana, akhirnya ada ibu-ibu (lupa tanya namanya) yang kebetulan juga turun dari angkutan tersebut yang berbaik hati menemani Nananda jalan menuju angkutan berikutnya yang akan Nananda naiki menuju Goa Seplawan. Ibu itu bercerita bahwa anaknya sedang melahirkan, lagi punya cucu ceritanya, selamat ibu turut berbahagia.
     Nananda berjalan sesuai dengan petunjuk ibu tadi, yaitu jalan terus melewati bekas Pasar Baledono, sampai di ujung pasar Nananda tidak juga menemui angkutan warna cokelat seperti yang diberi tahu ibu tadi. Perut terasa lapar, dan Nananda melipir ke warung Soto Cilik di Jalan Ahmad Yani, Purworejo.

     Satu porsi soto Rp. 5000,00 dan satu gelas es teh Rp. 2.000,00 tidak jauh berbeda harganya seperti di Jogja. Setelah membayar Rp 18.000,00 untuk dua porsi es teh dan soto ayam kampung, dan setelah bertanya dengan penjual soto ayam kampung, ternyata Nananda kebablasan (salah jalan). Kemudian Nananda kembali ke jalan yang sama tadi dan berhenti di tempat yang ditunjuk penjual soto ayam kampung tadi. Nananda menunggu bus, dan MasyaAllah.. Nananda harus menunggu sampai angkutan kuning itu penuh, baru sopirnya mau menjalankan angkutannya. Angkutan sekecil itu diisi oleh 17-18 orang ditambah dengan barang bawaan ibu-ibu yang membawa banyak sayuran dari pasar. Gile bener Bro!! Sumpeg bener di dalam angkutan tersebut....
     Setelah menunggu hampir setengah jam dengan 18 penumpang + seekor ayam jago + sayur mayur belanjaan ibu-ibu dan beberapa karung beras, akhirnya itu angkutan kuning jalan juga. Nananda kemudian diturunkan di Kecamatan Kaligono yang ada tukang ojeknya, karena Nananda disarankan oleh ibu-ibu dan bapak-bapak di dalam angkutan tadi untuk menaiki ojek agar sampai di Goa Seplawan. Sebelumnya si supir angkot menawarkan untuk menaiki angkotnya sampai ke Goa Seplawan, Nananda ditawari harga Rp. 80.000,00 untuk dua orang. Gile bro, itu baru berangkatnya aja, nah terus turunnya pulang kita disuruh bayar lagi dengan harga yang sama, jadi totalnya kalau Nananda naik angkot itu Rp. 160.000,00. Mana mau kita bayar segitu cuma buat angkot kuning kecil. Akhirnya Nananda memutuskan untuk tetap berhenti di Kecamatan Kaligono lalu menaiki ojek.
Ini suasana di dalam angkot menuju Goa Seplawan
     Tukang ojek di Kecamatan Kaligono menawarkan harga pas PP dari Kecamatan Kaligono - Goa Seplawan - Kecamatan Kaligono untuk 2 orang dan 2 motor dengan harga Rp. 90.000,00. Dengan terpaksa, Nananda meng-iya-kan karena rugi juga kalau tidak jadi ke Goa Seplawan sedangkan sudah jauh-jauh sampai di Kecamatan Kaligono, Purworejo. Nanda meminta satu motor untuk berboncengan dengan Nana, karena Nanda khawatir dan tidak mau kalau Nana diboncengin sama laki-laki lain. Hahaha :)
     Sekitar 15 menit Nananda sampai di Goa Seplawan. Nananda tidak mendapatkan karcis masuk dikarenakan sama Bapak Ojek nya Nananda masuk gratis, ya mungkin sudah termasuk ongkos ojek tadi =_____= Setelah memarkirkan sepeda motor ojek, Nananda langsung mencari toilet, cuaca di Goa Seplawan sangat dingin dan sedikit gerimis saat itu. Toilet di Goa Seplawan dekat dengan gardu pandangnya cukup bersih loh, airnya seger banget.
     Nananda memilih untuk menaiki gardu pandang terlebih dahulu, untuk menikmati keindahan di sekitar Goa Seplawan dan mengambil foto-foto. Pemandangan di Goa Seplawan bagus banget, kalian bisa melihat hampir seluruh kawasan Kulonprogo dengan jelas (kalau cuaca tidak mendung). Saat Nananda berkunjung ke Goa Seplawan, sudah cukup banyak pengunjung, ada juga yang datang rombongan dari salah satu SMP di daerah Kulonprogo dan beberapa pengunjung lokal daerah. Nananda melanjutkan perjalanan masuk ke dalam Goa Seplawan, tetapi Nananda tidak masuk jauh ke dalam Goa, karena cuaca cukup buruk dan waktu cukup mepet untuk mengejar angkot dan kereta api. Ini foto-foto di Goa Seplawan oleh Nananda..
 Jalan masuk menuju Goa Seplawan

Replika Patung Arca Emas yang menggambarkan Siwa dan Parwati dikenal sebagai Arca Kencana

     Dulu di dlam Goa Seplawan ditemukan arca emas sebesar kurang lebih 1,5Kg di dalam Goa, arca emas yang asli disimpan di sebuah Museum Nasional di Jakarta. Replika arca emas ini terletak beberapa meter setelah memasuki jalan masuk wilayah goa.
Berikut ini beberapa foto di wilayah sekitar goa dan di Goa Seplawan
    
Area sekitar sebelum memasuki Goa Seplawan

 
 Tangga masuk menuju Goa Seplawan dan petunjuk panjang jalur menuju Goa Seplawan

 
 Bagian-bagian di dalam Goa Seplawan

     Setelah puas menikmati pemandangan alam di Goa Seplawan, Nanada segera pulang, karena nananda harus mengejar kereta api dan cuaca saat itu kurang mendukung dengan mendung dan gerimis. Akhirnya, Nananda kembali ke Kantor Kecamatan Kaligono setelah turun gunung dari Goa Seplawan. Dan, Nananda kembali menunggu angkutan kuning yang akan membawa Nananda kembali ke bekas Pasar Baledono untuk berjalan kembali dan menaiki angkutan kuning selanjutnya menuju Stasiun Jenar.
Kantor Kepala Desa Kalogono tempat Nananda menunggu angkot

Nananda di dalam angkot sewaktu pulang, angkot yang cukup lengang karena sudah sore

     Dari Pasar Baledono, Nananda kembali berjalan ke arah sebelumnya kita berjalan jauh. Karena angkutannya hanya ada di situ. Sambil berjalan, Nananda merasa lapar, dan akhirnya tempat makan siap saji ayam goreng menjadi tujuan Nananda meredakan rasa lapar dan haus. Setelah merasa cukup kenyang, Nananda melanjutkan perjalanan dan berhenti sejenak untuk melaksanakan sholat ashar di sebuah masjid dekat relokasi Pasar Baledono. Nananda sempat mengecas hp yang saat itu kehabisan daya di masjid tersebut.
     Selesai sholat ashar, Nananda melajutkan perjalanan kembali, dan sampilah Nananda ditempat pemberhentian angkutan tadi, dan tidak lama kemudian angkutan yang dimaksud pun datang dan membawa Nananda ke Stasiun Jenar. Kali ini, Nananda hanya disuruh membayar Rp. 8.000,00 dengan jarak yang sama dengan waktu berangkat, artinya sepertinya tadi memang harga dinaikin sedikit untuk orang asing seperti nananda, haha nggapapa lah yaa ;)
         Akhirnya Nananda kembali ke Stasiun Jenar, setelah menanyakan kepada petugas, kereta dari Stasiun Jenar menuju Stasiun Tugu hanya ada pada pukul 18.30 WIB. Akhirnya Nananda menunggu cukup lama sambil sholat maghrib dahulu di mushola stasiun.
     Setelah menunggu hampir 3 jam, kereta akhirnya datang juga. Nananda telah membeli tiket dengan harga yang sama seperti waktu berangkat, kemudian Nananda menaiki kereta dan akhirrnya Nananda langsung mendapatkan tempat duduk, lumayan pereda lelah. Kurang lebih satu jam di dalam keretan, Nananda sampai kembali lagi di Stasiun Tugu.
     Nananda kembali ke rumah sekitar pukul 21.30 WIB karena mampir dinner dulu. Travelling hari ini cukup menyenangkan dan menghebohkan, haha ;)
     Sekian cerita Nananda, tetap jaga kebersihan dan keindahan alam ya!
Salam wisata alam and happy Travelling!
n_n
t: @nanandajuanda @wisatanananda

Jumat, 15 November 2013

Gutten Morgen

Nananda pengin cerita-cerita lagi nih, tapi belum sempet ada waktu yang pas.. tunggu yaa
To be continue....

Sabtu, 11 Mei 2013

GUNUNG API PURBA NGLANGGERAN

Gunung Nglanggeran yang biasa disebut dengan Gunung Api Purba merupakan gunung api purba yang berbentuk bongkahan batu raksasa. Gunung Nglanggeran ini terletak di wilayah utara Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Gunung ini ketinggiannya berada di sekitar 200-700 mdpl, letaknya tidak jauh dari Kota Jogja, dapat ditempuh sekitar 1-1,5 jam perjalanan.
            Nananda mengunjungi Gunung Api Purba Nglanggeran ini untuk pertama kalinya pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2012, naik sepeda motor. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 8.00 pagi. Dan saat itu juga, masih dalam waktu Puasa Ramadhan, dan Nananda juga sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
            Perjalanan Nananda awali dari Jogja menuju Wonosari. Jalanan menanjak sebelum sampai di Gunung Api Purba Nglanggeran saat itu cukup terjal karena aspalnya sudah rusak, jadi Kami perlu berhati-hati dalam mengendarai sepeda motor. Ketika sampai di daerah dekat Gunung Api Purba jalanan sudah halus beraspal, tapi tetap pelan-pelan saja, karena kita berada di desa.
           Setelah sampai di lokasi, Kami memarkirkan motor di tempat parkiran yang sudah disediakan  dan membeli tiket masuk. Tiket masuk cukup murah, pagi hari Rp. 3.000,00 per orang, dan malam hari Rp. 5 000,00 per orang. Dengan modal nekat, dan tanpa ada perasaan lapar maupun haus, Nananda menyusuri jalan menuju puncak Gunung Nglanggeran. Gunung Nglanggeran saat itu sangat sepi, maklum saja karena saat Bulan Ramadhan, tapi Nananda menemui beberapa orang juga ketika menyusuri jalanan menuju puncak Gunung.
Harus berhati-hati ketika melakukan perjalanan menuju puncak gunung, jalannya ada yang sempit dan ada yang cukup lebar. Namun, jalanan masih berupa tanah dan berdebu serta menanjak. Selain itu, terdapat batu-batuan yang cukup runcing di pinggir-pinggir jalan yang dilalui. Pada jalanan yang terlihat sangat menanjak telah disediakan tali yang digunakan untuk membantu para pendaki berjalan menuju puncak gunung. Tapi tetap berhati-hati ya, jangan sampai terpeleset.
Setelah melalui beberapa menit perjalanan dengan keadaan Nananda sedang melakukan Puasa Ramadhan, akhirnya sampai juga di puncak kedua (sebelum puncak utama gunung), sayangnya Nananda memutuskan untuk berhenti di puncak ke dua saja, sudah cukup lelah, hehe. Namun, pemandangan di puncak kedua ini sudah sangat indah, apalagi di puncak utama, pasti lebih indah lagi. Nananda mengambil beberapa foto di puncak ini, dan dari puncak kita dapat melihat pemandangan luas sekitar Gunung Api Purba ini serta melihat tower-tower yang terdapat di daerah Ngoro-oro. Hmmm, indah sekali menikmati pagi di Puncak Gunung Api Purba. Ini dia beberapa foto-foto dari Nananda dengan Gunung Api Purbanya...

Denah Lokasi Gunung Api Purba Nglanggeran

Song Gudel yang berada di wilayah gunung


Salah satu jalan menuju puncak gunung

Pemandangan di puncak kedua







Bungan Matahari yang terdapat di pinggir jalan menuju puncak gunung




Sampai disini dulu ya, kapan-kapan Nananda naik ke puncak utama deh, trus sharing di Blog. Jangan lupa, tetap jaga keindahan alam ya! Salam Wisata Alam!!
n_n

Senin, 22 April 2013

UMBUL SIDOMUKTI, Semarang, Jawa Tengah


Umbul Sidomukti terletak di kaki Gunung Ungaran, tepatnya berada di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Nananda berangkat dari Jogja pada pukul 6 pagi pada hari Minggu, tanggal 21 April 2013. Perjalanan Nananda tempuh sekitar 3 jam, dan Nananda hanya menghabiskan bensin Rp. 25.000,00 saja.
Rutenya dari Jogja-Magelang-Ambarawa-Bandungan-Umbul Sidomukti. Rutenya, berangkat dari Jogja melalui Jombor ke Utara lurus terus mengikuti Jalan Magelang-Muntilan, sampai di pertigaan sebelum Gunung Tidar belok ke kanan, dan ikuti petunjuknya ke arah Semarang sampai ke Ambarawa. Kemudian setelah sampai di Terminal Bawen belok ke kiri menuju ke arah Semarang, dan Anda akan melewati Jalan Raya Bandungan-Semarang. Kemudian Anda belok ke keri ketika sampai di Gapura yang menunjukkan Wisata daerah Bandungan. Lurus terus sampai Anda menemui Pasar Jimbaran yang katanya sering macet. Kemudian pelankan kendaraan Anda dan tengoklah ke arah kanan. Ketika sudah sampai di Gapura yang tidak teralu besar dan bertuliskan “Umbul Sidomukti”, masuk. Ikuti jalan tersebut, dan Anda akan sampai di Taman Wisata Umbul Sidomukti. Hati-hati jika sudah mulai memasuki wilayah Bandungan, karena jalan mulai naik-turun, sempit, dan bergelombang. Harga tiket masuk di Umbul Sidomukti ini Rp. 8.000,00 per orang dan sepeda motor Rp. 2000,00.
Umbul Sidomukti merupakan wisata alam di pegunungan yang menyediakan berbagai fasilitas menarik bagi para pengunjung. Seperti Taman Renang Alam, Outbond Training, Pondok Wisata dan Lesehan. Selain itu di Umbul Sidomukti ini terdapat beberapa permainan yang memacu adrenalin kita, seperti Flying Fox, Marine Bridge, dan ATV.
Kolam renang alam terdiri dari 4 buah kolam yang airnya begitu jernih, bersih, dan dingin. Pemandangan disekeliling Umbul juga sangat indah. Bagi siapa saja yang ingin berenang, boleh saja, asal mematuhi peraturan yang berlaku, ya!
Di sebelah kiri Kolam renang ini terdapat lintasan Flying Fox dan Marine Bridge. Panjang lintasan Flying Fox ini 110 meter diatas ketinggian dari lembah sekitar 70 meter. Harganya pun cukup murah pada hari Minggu/libur, untuk Flying Fox sekali lintasan dihargai Rp. 14.000,00 dan dua kali lintasan (PP) Rp. 17.000,00 per orang. Untuk Marine Bridge hanya Rp. 10.000,00 per orang. Seru dan murah bukan?!
Ini foto-foto dari Nananda..

 Tiket Masuk Wisata Umbul Sidomukti

 Kolam Renang Alam


 Lintasan Marine Bridge



Nananda sedang melewati rintangan Marine Bridge

Di sini dulu informasinya, ingat, tetap lestarikan wisata alam, jaga keindahan dan kebersihan juga yak!
Salam Wisata Alam and Happy Travelling!
n_n
t: @nanandajuanda

Social Icons